Kamis, 04 Agustus 2011

Wah, Merokok Bisa Mengecilkan Otak

Merokok, tekanan darah tinggi, diabetes dan kegemukan di usia paruh baya dapat menyebabkan penyusutan otak dan menyebabkan penyakit-penyakit kognitif hingga satu dekade kemudian. Demikian hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal medis dari American Academy of Neurology, Neurology, Selasa (2/8).

"Faktor-faktor ini tampaknya bisa menyebabkan kehilangan volume otak, mengembangkan lesi sekunder untuk cedera vaskular, dan juga mempengaruhi kemampuan untuk merencanakan dan membuat keputusan pada 10 tahun kemudian," kata penulis studi Charles DeCarli, MD, bersama tim University of California di Davis, Sacramento, dan tim lainnya dari American Academy of Neurology.

"Temuan kami menemukan bukti bahwa mengidentifikasi faktor risiko ini secara dini pada orang paruh baya bisa berguna pada orang yang melakukan screening untuk risiko demensia dan mendorong orang untuk membuat perubahan gaya hidup mereka sebelum terlambat," tambah DeCarli. Penelitian ini melibatkan 1.352 orang tanpa demensia dari Framingham Offspring Study dengan usia rata-rata 54 tahun.


 

Studi ini menemukan bahwa orang bertekanan darah tinggi bisa mengembangkan materi putih hyperintensities, atau daerah kecil kerusakan pembuluh darah otak. Selain itu, penyakit ini juga bisa memperburuk skor pada tes fungsi eksekutif, atau perencanaan dan pengambilan keputusan, selama lima hingga delapan tahun kemudian.

Orang dengan diabetes di usia paruh baya bisa kehilangan volume otak di hippocampus pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan mereka tanpa diabetes. Perokok juga bisa kehilangan volume otak secara keseluruhan dan di hipokampus pada tingkat yang lebih cepat dibandingkan non-perokok. Tak hanya itu, perokok juga lebih mungkin mengalami peningkatan dalam pengembangan materi putih hyperintensities.

Obesitas pada usia paruh baya juga memiliki kemungkinan 25 persen dengan tingkat yang lebih cepat pada penurunan skor tes fungsi eksekutif. Sementara, orang berasio tinggi di pinggang-pinggul memiliki kemungkinan di atas 25 persen lebih cepat pada penurunan volume otak mereka.(Zeenews/ADO) 

sumber: liputan 6.com

Tidak ada komentar: