VIVAnews -- Ladang pertempuran Afghanistan tak hanya ajang uji coba senapan revolusioner Amerika Serikat, XM-25. Tapi, juga kendaraan perang anyar nan canggih milik tentara Amerika.
Nama kendaraan itu: Transformer (TX). Bentuknya mirip mainan anak-anak, namun kendaraan revolusioner itu akan banyak membantu para tentara di garis depan. Tentara AS akan mengujicobakan kendaraan ini pada 2015.
Di darat ia setangguh mobil tentara, Humvee. Dan hebatnya, hanya dengan sekali memencet tombol, mobil ini bisa berubah dengan cepat menjadi helikopter.
Pimpinan militer AS yakin, kendaraan yang dilengkapi dengan baling-baling dan sayap ini bisa mengubah nasib tentara.
Sebab, kendaraan ini memungkinkan tentara bermanuver mengindari ranjau-ranjau peledak yang ditanam di jalanan. Juga memungkinkan memasok perbekalan ke basis-basis militer terpencil, bahkan menyusupkan anggota pasukan elit ke basis militer Taliban. Trasformer juga memungklinkan tentara melarikan diri dengan cepat saat terperangkap di tengah serbuan Taliban.
Dalam hal evakuasi medis, Transformer juga bisa jadi andalan. Ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk penyelamatan tentara yang terluka. Tak perlu menunggu helikopter medis, itu artinya memperbesar peluang bertahan hidup para serdadu.
Lembaga pengembangan teknologi militer AS atau The Defense Advanced Projects Agency (DARPA) telah mengeluarkan uang sebesar 41 juta poundsterling untuk mengembangkan sebuah kendaraan lapis baja terbang yang bisa mengangkut empat orang.
Bahannya harus solid -- menggunakan baja komposit untuk melindungi prajurit dari tembakan, ledakan, dan rudal. Kendaraan ini juga harus bisa menempuh perjalanan perjalanan 280 mil di darat maupun udara. Juga harus bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal.
Kendaraan ini juga dilengkapi dengan kontrol penerbangan otomatis. Seseorang yang tak memiliki kualifikasi sebagai pilot pun akan bisa menerbangkannya.
Kendaraan itu juga dilengkapi senapan mesin dan meriam. Ia bisa melaju dengan kecepatan 65 mil per jam di darat dan lebih dari 150 mil per jam di udara.
"Kami sedang menggabungkan kendaraan darat dan helikopter menjadi satu, dilengkapi dengan fleksibilitas gerakan," kata juru bicara DARPA, seperti dimuat Daily Mail, Kamis 2 Desember 2010.
DARPA telah memilih Terrafugia, sebuah perusahaan yang telah merintis sebuah mobil terbang untuk penggunaan komersial, untuk membantu menghasilkan prototipe truk lapis baja yang bisa terbang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar