VIVAnews - Pembangunan Jembatan Selat Sunda masih menunggu Keputusan Presiden guna menyusun studi kelayakan proyek tersebut. Teknologi yang digunakan diperkirakan mengadopsi Jembatan Selat Messina di Italia.
"Kalau ini keluar, dibuat badan hukumnya, maka feasibility study (studi kelayakan) akan jalan," kata Direktur PT Bangungraha Sejahtera Mulia, Agung R Prabowo, di Jakarta, Selasa 23 November 2010.
Bangungraha Sejahtera Mulia merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan Artha Graha Network (AG Network) sebagai konsorsium pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Ia mengatakan, studi kelayakan tersebut membutuhkan dana sebesar US$140 juta. Estimasi dana tersebut berdasarkan pengalaman pembangunan Euro Canals. "Jika studi kelayakan selesai, angka-angkanya nanti akan terukur," ujar dia.
Studi kelayakan itu antara lain menunjukkan teknologi yang akan digunakan, dana yang dibutuhkan, dan keterkaitan sosial. Jembatan ini akan menggunakan teknologi yang dipakai Jembatan Selat Messina di Italia. "Teknologi ini pun sudah diterapkan di China," kata dia.
Dia menjelaskan, dana tersebut akan dikeluarkan oleh pihak swasta. Sementara itu, lamanya studi kelayakan berdasarkan pengalaman dilakukan selama 2-3 tahun.
Menurut dia, keputusan pemerintah untuk proses studi kelayakan hingga pembangunan jembatan sudah dinantikan para investor terutama dari luar negeri. "Banyak yang menyatakan minat, hanya saja mereka minta kepastian," kata Agung.
Investor China merupakan pihak yang serius menyatakan minatnya. "Yang sangat serius ada 4-5 perusahaan," kata dia. Namun, Agung belum dapat menyebutkan nama perusahaannya.
Keseriusan mereka juga didorong oleh pemerintah China. "Indonesia pasar yang potensial buat mereka. Jembatan ini dapat meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat, dan nilainya besar," tuturnya.
Sementara itu, untuk perusahaan domestik, baru PT Jasa Marga Tbk dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyatakan keseriusannya. Jasa Marga akan menangani jalan tol, sedangkan PLN akan turut dalam pembangunan jaringan kabel.
"Mereka (PLN) punya rencana membangun jaringan kabel di bawah laut. Tapi mereka ingin ikut dengan kami melalui proyek jembatan tersebut," kata dia.
Agung mengatakan PLN memiliki alokasi dana US$2 miliar untuk pembangunan jaringan kabel itu. "Mereka pernah menyampaikan agar alokasi dana tersebut dijadikan equity untuk pembangunan jembatan ini kepada Menteri Keuangan, waktu itu Sri Mulyani," kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia dengan dimotori dua gubernur yakni Gubernur Banten dan Gubernur Lampung mewakili gubernur se-Sumatera, berinisiatif mengajukan proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda sebagai proyek prioritas. Diharapkan megaproyek ini bisa segera dibangun dan selesai pada 2020.
Senin, 29 November 2010
Jembatan Selat Sunda Pakai Teknologi Italia
Studi kelayakan Jembatan Sunda membutuhkan dana US$140 juta atau sekitar Rp1,2 triliun.
• sumber dari VIVAnews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar