Rabu, 01 Desember 2010

Salju Tebal Rugikan Inggris Triliunan Rupiah

Temperatur di daerah terparah bahkan bisa mencapai -15 derajat celcius.

VIVAnews - Para penumpang menumpuk di bandara dan kereta api, ribuan sekolah dan bisnis ditutup serta aktivitas warga lumpuh di beberapa kota di Inggris akibat hujan salju terburuk sejak 1993. Kerugian yang ditimbulkan juga diperkirakan hingga miliaran poundsterling per harinya.

Menurut laporan dari laman Telegraph, salju setebal 15 cm diperkirakan akan terus terjadi hingga Jumat pekan ini. Temperatur di daerah terparah bahkan bisa mencapai -15 derajat celcius. Badan prakiraan cuaca Inggris pada Rabu, 1 Desember 2010, memperingatkan cuaca buruk yang masih akan terjadi pada beberapa hari nanti.

Akibat cuaca buruk, bandara di London City, Luton, Bradford, Gatwick dan Southampton mengalami keterlambatan. Kereta cepat Eurostar juga terlambat selama satu jam, sementara kereta penumpang lainnya dibatalkan. Penumpang terpaksa harus berpindah dari kereta menggunakan bis.

"Kami perlu memastikan landasan pacu aman sebelum semua penerbangan dilakukan, namun hujan salju masih belum berhenti semalaman," kata juru bicara bandara Gatwick, Sarah Baranowski, seperti dilansir dari laman BBC.

Di London Selasa malam, para penumpang menumpuk di stasiun Victoria setelah kereta terhenti akibat salju tebal. Di Scotland, setengah dari seluruh jadwal kereta dibatalkan atau terlambat parah.

Sementara itu, pengendara mobil berjuang mengendalikan kendaraannya di jalan yang beku akibat es. Di jalan seperti ini, mobil akan sulit dikendalikan akibat jalan yang terlalu licin. Dua pengendara dilaporkan tewas di South Yorkshire dan Lincolnshire, setelah kendaraannya tergelincir dan mengalami kecelakaan.

Akibat cuaca buruk ini, perekonomian di beberapa bagian Inggris lumpuh. Para ekonom memperkirakan kerugian yang diderita Inggris mencapai 1,2 miliar poundsterling atau sekitar Rp. 16 triliun per harinya.

"Cuaca buruk menjelang natal memiliki dampak yang besar bagi perekonomian Inggris dan dapat juga menyebabkan kerugian besar bagi bisnis pemula. Jika kita kehilangan seperlima saja dari GDP yang dihasilkan perusahaan yang tidak dapat membuka bisnisnya atau masyarakat yang membatalkan rencana belanjanya, maka kerugian yang diderita mencapai 1,2 miliar poundsterling per harinya," ujar David Greaves, direktur lembaga asuransi RSA.

sumber dari VIVAnews

Tidak ada komentar: